Bogor — Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) terus memperkuat koordinasi antarinstansi dalam mendukung diplomasi pertahanan Indonesia. Melalui Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa, Kemenko Polkam menggelar rapat koordinasi untuk menindaklanjuti rekomendasi kebijakan Menko Polkam terkait peningkatan sinergi intelijen nasional.
Rapat yang berlangsung di Bogor tersebut dipimpin oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan dan Kewaspadaan Nasional, Bayu Hendra Permana, dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, BIN, Bappenas, BAIS TNI, serta unsur intelijen TNI AD, AL, dan AU.
Bayu menjelaskan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari surat rekomendasi Menko Polkam Nomor B-101/HN.00.01/09/2025 yang menekankan pentingnya sinergi intelijen untuk mendukung diplomasi pertahanan dalam kerangka RPJPN 2025–2045.
“Rekomendasi ini bukan sekadar dokumen administratif, tapi pedoman strategis agar diplomasi pertahanan kita memiliki pijakan intelijen yang kuat, terukur, dan adaptif terhadap dinamika global,” ujar Bayu Hendra Permana.
Perwakilan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyoroti pentingnya penyelarasan konsep “diplomasi pertahanan” dengan kebijakan hubungan luar negeri yang lebih luas. Hal ini dinilai perlu agar tidak terjadi tumpang tindih fungsi antar atase teknis di luar negeri.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan tengah menyiapkan Peta Jalan Diplomasi Pertahanan sekaligus mengusulkan penguatan fungsi koordinasi intelijen strategis di bawah Kemenko Polkam untuk mendukung efektivitas kebijakan pertahanan nasional.
Perwakilan dari Badan Intelijen Negara (BIN) juga menekankan perlunya penyempurnaan regulasi serta pelaksanaan forum koordinasi rutin agar setiap lembaga memiliki kesamaan persepsi dan arah kebijakan dalam mendukung kepentingan nasional.
Melalui kegiatan ini, Kemenko Polkam berharap kolaborasi antara Kemlu, Kemhan, BIN, dan TNI semakin solid, sehingga diplomasi pertahanan Indonesia dapat berjalan efektif, antisipatif, dan berdaya saing di tingkat global.
